Enjoy Parts of Loving Lifetime Story

Selasa, 03 Juli 2012

Part Ten

Huda ngelepasin pelukannya, dan dia natap mukaku dari deket. Dekeeeeeet banget. Semakin deket....... makin deket....... dan akhirnya..... 


"Vina?"
Aku ngerasa kayak jatoh dari Menara Eiffel. Mukaku dihiasin raut poker face. Aku menjauh dari Huda sejauh mungkin. Aku menghampiri Cody yang sudah mulai siuman. 
"Cod, kamu gak papa? Kamu kenapa bisa disandra sama Areka sih? Aku dari kemaren udah punya firasat kamu kenapa-kenapa."  Kataku ke anak berumur 9 tahun ini.
Cody keliatan bingung. Sedangkan Huda ngakak di belakangku.
"Ahahahahahah sabar ya Vin. Bagaimanapun juga Cody itu masih 9 tahun. Gak kayak kamu umur 7 tahun tapi pikiran udah 10 tahun lebih tua. Jangan samain pikiran seorang Cody, anak biasa, sama kamu yang direktur perusahaan ternama," katanya lagi.
"Tunggu. Kamu tau darimana kalo aku umur 7 tahun? Kamu tau darimana kalo aku direktur Nisia?" 
"Kamu tu gimana sih. Huda Nita Pilonia ini kan keponakannya karyawanmu!"
Aku terkejut. Selama ini aku sudah bersikap kasar kepadanya, dan sekarang dia adalah keponakannya salah satu karyawanku?

"Ah! Emangnya kamu keponakannya siapa?"
Huda hanya tersenyum dan lalu dia menjawab dengan singkatnya. 
"Pak Dora"
HAH??????!!!!!

 Hari ini, aku mengetahui berbagai macam hal.
Areka adalah seseorang yang benar benar picik,
Cody adalah seseorang yang benar benar polos,
Huda adalah seseorang yang benar benar dewasa,
dan
Pak Dora adalah pamannya Huda.

 ***

Aku pulang lagi ke rumah, dan waktu menunjukkan pukul 4 pagi ketika aku sampai di rumah. Aku benar-benar ngantuk. 
Tadi Cody dan Huda pulang bersama-sama naik mobil yang disupirin sama supirnya Huda, sedangkan aku adalah anak melas yang kehilangan sesuatu yang sangat penting di saat yang juga penting. Yap, baju Iron Man-ku tiba-tiba tidak berfungsi. Perlu diketahui, baju Iron Man adalah salah satu produk dari Nisia yang gagal. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHZZZ.
Aku membuka hp-ku, dan ada 65 sms. Rata-ratanya isinya adalah laporan bahwa gedung terbakar dan pertanyaan pertanyaan dari para pegawai. Aku langsung ngebroadcast pengumuman bahwa sementara pekerjaan dilaksanakan di pabrik Nisia yang cadangan, dan letaknya ada di dekat rumah Huda. Yap bahasa kasarnya, ada di dekat kuburan.
Aku tidur cuma setengah jam, dan langsung sarapan. Mas Asa, papah dan mamah yang baru pulang udah nungguin di meja makan. 
"Vina. Papah mau bicara," kata papah. Aku memutar bola mataku.. pasti papah mau ngediscuss dan ngemarahin soal gedung yang kebakaran itu. 
"Iya pah, bicara aja."
"Tapi ini penting. Kita harus bicara berdua." 
Aku dan papah berjalan ke gazebo taman. Aku sudah siap dimarahin dan papah memulai pembicaraannya.
"Vina, gedung utama Nisia terbakar, ya? Bagaimana bisa?" 
"Kemaren Areka menyerang pah, aku nggak tau kenapa dia bisa nyerang tiba-tiba kayak gitu. Kemaren juga dia ngurung aku di gedung minyak pa."
Papah kaget. Ini pertama kalinya aku liat papah kaget sampe segitunya. 
"Ternyata dugaan papah benar. Vina, kamu harus hati-hati. Sangat hati hati." katanya. 
Aku penasaran, dan hanya melihat raut muka papah yang semakin cemas.

"Areka bukan orang biasa, Vin. Areka adalah orang yang sangat berbahaya. Dia sangat jenius, dan dia mempunyai banyak anak buah. Lebih banyak dari kita. Dia dapat melakukan serangan secara tiba-tiba. Areka juga sudah memimpin perusahaannya dari seumuran kamu dan dari dulu dia udah jahat. Waktu jaman papa, dia hanya melakukan perang dingin dengan Nisia. Dulu semua menjulukinya "Si Anak Setan". Nampaknya sekarang dia sudah dewasa dan mulai berani. Selain kejeniusan, dia juga kuat dan menguasai berbagai macam sihir dan ilmu perang."

Aku tercengang. Musuh yang aku hadapi ternyata sehebat ini. 

"Areka sekarang sudah berumur 17 tahun Vin. Dia sama kamu beda 10 tahun. Tolonglah pimpin Nisia dengan sebaik mungkin."

Selesai papah bicara, kita kembali ke ruang makan. Mas Asa dan mamah bercanda dan mengobrol seperti biasanya. Aku dan papah tidak bicara sepatah katapun. 

***

"Pagiiiiiiiiiiiiiii!!!!!" aku sampai di sekolah, dan berusaha agar terlihat seceria mungkin. Dan syukurlah kelas masih ramai seperti biasanya, dan aku bisa langsung menyalin PR Lingling lalu main-main dengan teman-temanku yang lain. 
Huda datang 5 menit sebelum bel berbunyi. Dia langsung menarik tanganku secara tiba-tiba, dan menggiringku ke luar kelas.

"Vina, kamu harus tahu sesuatu," kata Huda.
"Apaan?"
"Aku bukannya mau mengganggu urusanmu dan pekerjaanmu, tapi menurutku ini penting."

Dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Rupanya itu handphonenya. Dia membuka galeri, mencari suatu rekaman dan memainkannya di telingaku.
"Ini suara Cody dan aku, tidak sengaja aku rekam. Dengarkan baik baik."

Huda : Cody rumahmu dimana?
Cody : Kamu antar aku ke sekolah aja. Rumahku deket kok sama sekolah. Kamu beneran mau nganter aku sampe sekolah?
Huda : Iya pastilah, santai aja. By the way kamu kok bisa kenal Areka sih?
Cody : Bukan urusanmu.
Huda : Urusanku lah Cod, pamanku itu karyawan Nisia dan Areka melukai pamanku.
Cody : ....
Huda : Jawab Cod, jawab.
Cody : Jangan paksa aku. Kamu siapaku, sih?
Huda : Kalo kamu ga mau jawab, aku bakal nurunin kamu di sini!
Cody : Turunin aja aku di sini! Daripada aku harus cerita sama kamu soal kakakku!
Huda : Kakak? Maksudmu?
Cody : Eh...
Huda : Areka kakak perempuanmu?
Cody : (memukul Huda)
Huda : Apa apaan sih kamu!!
Cody : Tolong jangan beritau Kak Reka. Dia bisa marah padaku. Kakakku itu penyihir gila. Dia tega sama aku. Dia nyiksa aku demi kesuksesan perusahaannya. 
Huda : Iya iya santai kenapa sih? Tapi kamu bisa nggak nyeritain aku lebih banyak lagi?
Cody : Janji gabaka bilang ke kakak?
Huda : Iyaa
Cody : Kakakku berwatak setengah setan. Dia mempelajari banyak ilmu hitam. Dan dia ngejadiin aku kelinci percobaannya. Tiap hari aku disihir kayak gini. 
Huda : Hah?
Cody : Eh itu sekolahnya. Sampai nanti!
Huda : Hey!! Tunggu!

Lalu Huda merebut hp-nya lagi. Aku kaget setengah mati. 
"Apa maksudnya ini! Cody adiknya Areka?" kataku gak percaya
"Tolong hati-hati sama Cody, Vin. Kita kurang teliti. Harusnya kita sadar bahwa marga Cody dan Areka itu sama."
Benar juga. Cody Arshina Imirshima Blank, dan Areka Aursta Finniska Blank. 

Tiba-tiba Bu Sri sudah keliatan mau masuk ke kelas, dan kami berdua langsung cepat-cepat masuk.

(to be continued)


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar :)