Enjoy Parts of Loving Lifetime Story

Selasa, 03 Juli 2012

Part Eleven

OMG, aku bener bener nggak bisa fokus sama pelajaran hari ini. Kebayang Areka. Kebayang Cody. Kebayang gimana seremnya muka Areka dan gimana gantengnya Cody. Tapi di rekamannya Huda, Cody pernah bilang kalo dia selalu disihir sama Areka kayak gitu. Jangan jangan muka gantengnya itu hasil sihirannya Areka? Ah biarlah gak urusan. 

Aku ngga ngerti Bu Sri ngajar apa, lalu liat temen temenku satu per satu. Miki Yuki Katrin Zahra di belakangku, mereka lagi lempar-lemparan kertas. Aku jadi iri. Dulu waktu aku masih sering duduk sama Cody, aku Miki Yuki Katrin Cody adalah sahabat. Sering lempar lemparan kertas juga. Duo kembar (Rina dan Risa) lagi ngediscuss pelajaran sama Bu Sri. Lingling juga gitu. Sedangkan teman temanku yang lain cuma ngemerhatiin apa yang lagi didiscuss sama Bu Sri, Rina, Risa dan Lingling. Heran aku. Kenapa mereka bisa mudeng ya apa yang diajarin Bu Sri?

Then aku ngeliat sampingku. Huda. Cowok ini dengan santainya lagi main Fruit Ninja di hp Androidnya. Aku terbelalak. Kenapa bisa santai banget sih?

Ngeliat hp Huda, aku jadi keingetan lagi sama rekaman suara Cody. Pasti secara otomatis aku jadi inget lagi sama Areka. Bingung, kira kira Areka bakal ngelakuin apa lagi ya buat ngehancurin perusahaanku? Areka nggak bisa ditebak sih orangnya. Aneh. 

Nggak kerasa, bel pulang udah bunyi. Aku langsung pergi ke gedung cadangan-nebeng Huda-karena baju Iron Man-ku rusak dan juga gedungnya deket sama rumahnya. Kondisi gedung lumayan apik, dan beberapa karyawan yang terluka (termasuk Pak Dora) udah ditanganin ke Rumah Sakit Pribadi Nisia dan tentu saja sekarang mereka sudah sembuh. Dokter2nya adalah robot2 Nisia yang punya ilmu copy-an dokter2 kelas dunia.

Meskipun ada tragedi menyedihkan, Nisia tetep jalan seperti biasanya dan mengalami peningkatan setiap harinya. Ini yang ngebuat aku kagum sekagum-kagumnya. 

Aku pergi ke ruanganku, dan mulai kerja keras seperti biasanya. 

Hingga jam kerja usai, aku sangat bersyukur hari ini nggak ada tanda-tanda Areka mau menyerang. Dan hari ini juga, urutan perusahaanku melompat 1 tingkat di atas perusahaan Scheitiher. 

Lalu aku pulang dengan sangat capek. Tiba-tiba, ada telfon masuk. Aku spontan mengangkatnya. 

"halooo.. ini bener direktur Perusahaan Nisia?" katanya. Aku histeris. Soalnya yang nanya kayak gini biasanya pelanggan yang mau ngeborong barang banyak. 

"Iya benar Bapak, ada yang bisa saya bantu?" kataku, sok ramah. 

Dia terdiam sebentar, sepertinya kaget mengapa direkturnya bersuara sangat imut.

"Dik saya ingin bicara dengan direktur Perusahaan Nisia... ini sangat penting." katanya lagi.

Aku jengkel. Ini biasa terjadi. Orang-orang sering meremehkan aku.

"Maaf Bapak. Saya memang direktur Nisia. Ayah saya mempercayai saya untuk menggantikan jabatannya." 

"Oh begitu ya? Maaf ya Dik. Beneran kan kamu direkturnya? Saya benar benar mau bicara privasi."

"Benar bapakk....."

"Saya Erdo. Direktur perusahaan Scheitiher. Benarkah gedung Nisia kemarin dibakar oleh Areka?"

"Benar Pak. Untungnya kami punya gedung cadangan. Ada apa Pak?"

"Kemaren lusa, perusahaan kami juga diserang Areka. Tetapi Areka tidak menyerang perusahaan kami secara besar-besaran. Ketika Scheitiher sedang mencapai puncaknya, Areka memotong kabel listrik perusahaan kami dan akhirnya kami tidak dapat melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin. Kami sangat marah. Oleh karena itu, apakah Nisia mau bekerja sama dengan Scheitiher untuk membuat pertahanan dari serangan Areka?"

Aku kaget. Sangat kaget. Aku baru mau jawab, tetapi tiba-tiba telfon terputus. Aku ingin menangis. Aku belum pernah menghadapi masalah perusahaan serumit ini. Areka. Direktur perusahaan itu ternyata benar-benar anak setan. 
Lalu, telfon berdering lagi, dari nomor yang sama. Aku mengangkatnya.

"Tolong terima kami, Nisia. Areka mendengar kita. Areka mengintai kita. Areka tahu segala hal. Areka menguasai ilmu hitam."

Lagi lagi telfon terputus. dan aku dikagetkan oleh suatu hal.

Di belakangku memancar sinar putih yang sangat terang, dan disusul dengan hologram. Ternyata hologram dari Pak Erdo. Dan.. apa itu, dibelakangnya ada Areka?

Areka sedang tertawa sinis seraya menggenggam tangan kiri Pak Erdo yang masih memegang telfonnya. Tangan kanan Pak Erdo tidak sengaja memencet tombol hologram yang ternyata terkirim ke aku. Tiba-tiba Areka mengambil telfon Pak Erdo, dan menelfon seseorang. Bertepatan dengan berderingnya telfonku.

"Areka! Apa yang kamu lakukan sudah benar benar keterlaluan!" kataku garang. 

"Anak kecil ini jeli juga, sudah tahu aku Areka?"  

"Pasti tahu! Sekarang katakan padaku apa maumu!!"

"Mauku banyak sekali. Tapi hanya 3 hal yang bisa merangkum semuanya..."

"APA! Sebutkan!"

"Membawa Areka corp. jadi nomor 1 dengan cara apapun hingga bisa menguasai dunia, menelan seluruh perusahaan di dunia, dan...."

Areka terdiam di telfon, dan aku spontan melihat hologram yang sudah hampir pudar. Areka tertawa seperti setan dan dia berteriak di telfon tiba-tiba.

"Aku mau membuat keluarga Nisia punah dan menghisap jiwa mereka! Jika jiwa mereka aku hisap, kekuatan mereka akan menjadi milikku dan aku bisa menguasai semua ilmu hitam!" 

Lalu telfon mati, hologram juga hilang. Aku terengah-engah. Cita-cita Areka itu emang kayak cita-cita di film film horor, tapi masalahnya ini kenyataan! Ada juga orang kayak gitu. 

"Aku takut,"2 kata itu terngiang-ngiang di benakku, hingga aku sangat lelah dan berhalusinasi, dan bruk.

Part Ten

Huda ngelepasin pelukannya, dan dia natap mukaku dari deket. Dekeeeeeet banget. Semakin deket....... makin deket....... dan akhirnya..... 


"Vina?"
Aku ngerasa kayak jatoh dari Menara Eiffel. Mukaku dihiasin raut poker face. Aku menjauh dari Huda sejauh mungkin. Aku menghampiri Cody yang sudah mulai siuman. 
"Cod, kamu gak papa? Kamu kenapa bisa disandra sama Areka sih? Aku dari kemaren udah punya firasat kamu kenapa-kenapa."  Kataku ke anak berumur 9 tahun ini.
Cody keliatan bingung. Sedangkan Huda ngakak di belakangku.
"Ahahahahahah sabar ya Vin. Bagaimanapun juga Cody itu masih 9 tahun. Gak kayak kamu umur 7 tahun tapi pikiran udah 10 tahun lebih tua. Jangan samain pikiran seorang Cody, anak biasa, sama kamu yang direktur perusahaan ternama," katanya lagi.
"Tunggu. Kamu tau darimana kalo aku umur 7 tahun? Kamu tau darimana kalo aku direktur Nisia?" 
"Kamu tu gimana sih. Huda Nita Pilonia ini kan keponakannya karyawanmu!"
Aku terkejut. Selama ini aku sudah bersikap kasar kepadanya, dan sekarang dia adalah keponakannya salah satu karyawanku?

"Ah! Emangnya kamu keponakannya siapa?"
Huda hanya tersenyum dan lalu dia menjawab dengan singkatnya. 
"Pak Dora"
HAH??????!!!!!

 Hari ini, aku mengetahui berbagai macam hal.
Areka adalah seseorang yang benar benar picik,
Cody adalah seseorang yang benar benar polos,
Huda adalah seseorang yang benar benar dewasa,
dan
Pak Dora adalah pamannya Huda.

 ***

Aku pulang lagi ke rumah, dan waktu menunjukkan pukul 4 pagi ketika aku sampai di rumah. Aku benar-benar ngantuk. 
Tadi Cody dan Huda pulang bersama-sama naik mobil yang disupirin sama supirnya Huda, sedangkan aku adalah anak melas yang kehilangan sesuatu yang sangat penting di saat yang juga penting. Yap, baju Iron Man-ku tiba-tiba tidak berfungsi. Perlu diketahui, baju Iron Man adalah salah satu produk dari Nisia yang gagal. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHZZZ.
Aku membuka hp-ku, dan ada 65 sms. Rata-ratanya isinya adalah laporan bahwa gedung terbakar dan pertanyaan pertanyaan dari para pegawai. Aku langsung ngebroadcast pengumuman bahwa sementara pekerjaan dilaksanakan di pabrik Nisia yang cadangan, dan letaknya ada di dekat rumah Huda. Yap bahasa kasarnya, ada di dekat kuburan.
Aku tidur cuma setengah jam, dan langsung sarapan. Mas Asa, papah dan mamah yang baru pulang udah nungguin di meja makan. 
"Vina. Papah mau bicara," kata papah. Aku memutar bola mataku.. pasti papah mau ngediscuss dan ngemarahin soal gedung yang kebakaran itu. 
"Iya pah, bicara aja."
"Tapi ini penting. Kita harus bicara berdua." 
Aku dan papah berjalan ke gazebo taman. Aku sudah siap dimarahin dan papah memulai pembicaraannya.
"Vina, gedung utama Nisia terbakar, ya? Bagaimana bisa?" 
"Kemaren Areka menyerang pah, aku nggak tau kenapa dia bisa nyerang tiba-tiba kayak gitu. Kemaren juga dia ngurung aku di gedung minyak pa."
Papah kaget. Ini pertama kalinya aku liat papah kaget sampe segitunya. 
"Ternyata dugaan papah benar. Vina, kamu harus hati-hati. Sangat hati hati." katanya. 
Aku penasaran, dan hanya melihat raut muka papah yang semakin cemas.

"Areka bukan orang biasa, Vin. Areka adalah orang yang sangat berbahaya. Dia sangat jenius, dan dia mempunyai banyak anak buah. Lebih banyak dari kita. Dia dapat melakukan serangan secara tiba-tiba. Areka juga sudah memimpin perusahaannya dari seumuran kamu dan dari dulu dia udah jahat. Waktu jaman papa, dia hanya melakukan perang dingin dengan Nisia. Dulu semua menjulukinya "Si Anak Setan". Nampaknya sekarang dia sudah dewasa dan mulai berani. Selain kejeniusan, dia juga kuat dan menguasai berbagai macam sihir dan ilmu perang."

Aku tercengang. Musuh yang aku hadapi ternyata sehebat ini. 

"Areka sekarang sudah berumur 17 tahun Vin. Dia sama kamu beda 10 tahun. Tolonglah pimpin Nisia dengan sebaik mungkin."

Selesai papah bicara, kita kembali ke ruang makan. Mas Asa dan mamah bercanda dan mengobrol seperti biasanya. Aku dan papah tidak bicara sepatah katapun. 

***

"Pagiiiiiiiiiiiiiii!!!!!" aku sampai di sekolah, dan berusaha agar terlihat seceria mungkin. Dan syukurlah kelas masih ramai seperti biasanya, dan aku bisa langsung menyalin PR Lingling lalu main-main dengan teman-temanku yang lain. 
Huda datang 5 menit sebelum bel berbunyi. Dia langsung menarik tanganku secara tiba-tiba, dan menggiringku ke luar kelas.

"Vina, kamu harus tahu sesuatu," kata Huda.
"Apaan?"
"Aku bukannya mau mengganggu urusanmu dan pekerjaanmu, tapi menurutku ini penting."

Dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Rupanya itu handphonenya. Dia membuka galeri, mencari suatu rekaman dan memainkannya di telingaku.
"Ini suara Cody dan aku, tidak sengaja aku rekam. Dengarkan baik baik."

Huda : Cody rumahmu dimana?
Cody : Kamu antar aku ke sekolah aja. Rumahku deket kok sama sekolah. Kamu beneran mau nganter aku sampe sekolah?
Huda : Iya pastilah, santai aja. By the way kamu kok bisa kenal Areka sih?
Cody : Bukan urusanmu.
Huda : Urusanku lah Cod, pamanku itu karyawan Nisia dan Areka melukai pamanku.
Cody : ....
Huda : Jawab Cod, jawab.
Cody : Jangan paksa aku. Kamu siapaku, sih?
Huda : Kalo kamu ga mau jawab, aku bakal nurunin kamu di sini!
Cody : Turunin aja aku di sini! Daripada aku harus cerita sama kamu soal kakakku!
Huda : Kakak? Maksudmu?
Cody : Eh...
Huda : Areka kakak perempuanmu?
Cody : (memukul Huda)
Huda : Apa apaan sih kamu!!
Cody : Tolong jangan beritau Kak Reka. Dia bisa marah padaku. Kakakku itu penyihir gila. Dia tega sama aku. Dia nyiksa aku demi kesuksesan perusahaannya. 
Huda : Iya iya santai kenapa sih? Tapi kamu bisa nggak nyeritain aku lebih banyak lagi?
Cody : Janji gabaka bilang ke kakak?
Huda : Iyaa
Cody : Kakakku berwatak setengah setan. Dia mempelajari banyak ilmu hitam. Dan dia ngejadiin aku kelinci percobaannya. Tiap hari aku disihir kayak gini. 
Huda : Hah?
Cody : Eh itu sekolahnya. Sampai nanti!
Huda : Hey!! Tunggu!

Lalu Huda merebut hp-nya lagi. Aku kaget setengah mati. 
"Apa maksudnya ini! Cody adiknya Areka?" kataku gak percaya
"Tolong hati-hati sama Cody, Vin. Kita kurang teliti. Harusnya kita sadar bahwa marga Cody dan Areka itu sama."
Benar juga. Cody Arshina Imirshima Blank, dan Areka Aursta Finniska Blank. 

Tiba-tiba Bu Sri sudah keliatan mau masuk ke kelas, dan kami berdua langsung cepat-cepat masuk.

(to be continued)


Senin, 02 Juli 2012

Part Nine

Areka. Perusahaanku sama dia selalu aja kejar kejaran. Tapi aku gak tau kenapa Areka benci banget sama aku. Aku kan cuma mimpin perusahaanku, yang bikin perusahaanku maju kan bukan cuma aku doang, tapi kenapa aku terus sih yang disalahin?? Apa salahku??!
Aku memutar bola mataku dengan tatapan yang nggak kalah sinis.
"Sebenarnya keren. Cuma, gampang rusak," kataku.
Areka tertawa.
"Meskipun kamu ketus, kamu tadi takut kan? Inget Gapa yang tadi kamu alamin itu pertanda buat kamu supaya kamu hati hati. Sekarang aku bolehin kamu pulang."
Dia membuka pintu gerbang gudang minyak, dan beranjak pergi. Sebelumnya dia menjatuhkan kartu tepat di depan hadapanku.
Aku kaget, spontan aku mengambil kartu itu dan ternyata isinya adalah urutan perusahaan yang paling diminati saat ini.
Well, aku langsung mencari nama "Nisia" dari paling bawah. Ternyata ada di peringkat 3. Padahal kemaren ada di peringkat 2. Turun, ini pasti gara gara aku mengganti ayahku untuk bertugas.
Aku teralihkan dengan nama "Scheitiher" di peringkat 2 dan "Areka corp." di peringkat 1.
GILAAAAA SEJAK KAPAN AREKA CORP JADI SEHEBAT INI?? DAN KENAPA ADA PESAING BARU MUNCUL DI HADAPANKU HUHUHUHU :(((


Aku mendadak bete. Langsung saja aku mengambil PR-PRku yang berserakan (tentu saja mengambil dan mencarinya butuh waktu berjam-jam) dan aku langsung pulang ke rumah. Aku naik ke kamarku dan aku mulai mengerjakan sisa sisa PRku.

Dengan susah payah aku menggarapnya........ dan itu sangat susah. Aku menyerah dan memutuskan untuk menyontek pekerjaan Lingling besok pagi. Aku beranjak ke tempat tidur dan mulai nightdreaming.

"Cody...... aku kangen banget sama Cody. tapi aku ngerasa aneh, kenapa ya aku mulai suka berdebar waktu ketemu Huda? Meskipun Huda orangnya nyebelin gitu.. Tapi aku masih ga bisa move on dari kamu Cod! Pokoknya kalo aku patah hati gara-gara kamu awas! kamu bakal aku jambak jambak." Aku ngomong sendiri.

Gak lama kemudian, ada email masuk. Aku membukanya. Firasatku gak enak. Kira kira ada apa ya?
Ternyata email itu dari..................
PAK DORA.

Pak Dora menempelkan tanda urgent di judulnya dan aku langsung membukanya. Dan bener aja. Aku sumpah shock berat. Tau gak Pak Dora ngirim apa?

Beliau bilang kalo sekarang Areka ada di dalam perusahaanku, membobol semua pintu keamanan dan melukai beberapa karyawanku.

What the hell is going on? Kenapa hari ini aku jadi sial banget? Ieuwhhhhhhhhhh kamseupay banget sih yang ngerencanain semua ini. Oke aku nggak harusnya bilang kayak gitu. Karena semua ini Tuhan yang ngerencanain. Maafkan aku Tuhan! T^T

Sambil berdoa atas kekhilafanku, aku langsung loncat dari jendela kamarku yang ada di lantai dua. By the way rumahku ini keren lho. Waktu aku loncat, tombol persiapan ganti baju aktif. Then waktu aku mulai ditarik gaya gravitasi bumi, aku langsung dipakein baju kayak bajunya IRON MAN gitudeh. Walhasil, sebelum aku jatoh ke tanah dan mati mendadak, aku langsung bisa terbang dan cara terbangku ini invisible. Unyu kan? Makanya sampe sekarang aku belom termasuk daftar anggota The Avengers terbaru.

Gak sampe 5 detik aku udah sampe di gerbang perusahaanku. Aku kaget banget. Gedung utama udah setengah hancur. Gedung A terbakar hangus. Dan di tengah lapangan aku melihat Areka tertawa terbahak bahak.

"Areka! Kurang ajar banget sih kamu!" Aku menampakkan diri. Tentu saja, baju Iron Man ku masih nggak keliatan.
"Kenapa Vina? Kamu puas? Kamu gak bisa jaga perusahaan kamu! Kamu mengabaikan peringatan dari aku! Kamu gak pantes Vin! Gak pantes!!" katanya lagi.
Aku geram, dan aku spontan memukul Areka sampai jatuh tersungkur. Namun dia bangkit lagi, meskipun pelipisnya sudah berdarah darah.
Wow, sebegitu kuatkah aku? Kayaknya aku harus beneran daftar jadi Avengers deh.
Areka yang tadi tertawa-tawa, sekarang menjadi serem. Mukanya mendadak kayak setan. Emang dari sananya kayak setan sih.
"VINA LO TERNYATA LEBIH KURANG AJAR DARI GUE YA?"
Dia nyeret aku ke gedung A yang sedang terbakar dan aku kepanasan. Untung ada baju Iron Man yang ga keliatan, jadi aku gak kebakar xixixixi
"VIN LO LIAT SIAPA INI? LIAT VIN!" teriaknya.

OH MY GOD IT'S CODY! jadi selama ini dia disandra sama Areka???!!!!

"Cody!" kataku kaget. Cody diiket di tiang besi, dia pingsan. Untungnya dia nggak kebakar, mungkin dia kesusahan bernafas. Aku segera ngambil tindakan. Dengan sisa tenaga dan otakku, aku membuat 3 robot sekaligus untuk memadamkan api, dan 3 robot lagi untuk aku suruh membuat robot-robot pembangun gedung dan perbaikan gedung sebanyak-banyaknya.
Dalam waktu kurang lebih setengah jam, robot-robotku mulai bekerja. Sedangkan aku langsung menyelamatkan Cody. Areka berdiri di tengah kobaran api, gayanya udah kayak Joker. Dan tiba-tiba dia berubah jadi abu dan menghilang. Misterius banget.

Aku keluar gedung dan menaruh Cody di luar. Tapi apa yang bisa aku buat. Gedung2 perusahaanku udah 3/4nya hancur. Aku pasti dimarahin papah. Aku ingin menangis tapi aku gengsi. Tapi dibanding sama kegengsianku, aku lebih milih nangis. Biarin mau diketawain Pak Dora juga.

Tiba-tiba ada yang meluk aku dari belakang, aku kaget. Aku noleh ke belakang, dan kayaknya itu familiar banget.
Seorang cowok berdiri dan masih memelukku, dan pelukannya itu nenangin banget.

"Huda?" di tengah-tengah isakku.